Wednesday, August 5, 2015

Pulau Tunda Tanpa Harus di Tunda

Perjalanan itu ngga sebaiknya di tunda-tunda. Yap! Tanda harus ditunda-tunda, langsung aja ke Pulau Tunda. hehehe... Jangan bingung, nama pulau yang satu ini emang unik, Pulau Tunda. Pulau ini terletak di Laut Jawa, tepatnya di sebelah utara Teluk Banten. So, what makes this island special? Sebenernya, pulau ini bukan tujuan awal saya dan travelmate. Awalnya kami mau ke Pulau Sangiang yang letaknya kurang lebih sama, di Banten. Setelah cari informasi susah banget, tiba-tiba travelmate saya mencetuskan Pulau Tunda, yang katanya bagus, masih sepi, ada nemonya juga. Well, setelah browsing dan cari informasi sana sini, akhirnya kami dapet info soal pulau ini. Akhirmya kami putuskan untuk kesini.

Singkat cerita, terkumpulah 14 penantang untuk ke Pulau Tunda. Tanggal 26 Desember 2014 kami semua berkumpul di Terminal Kampung Rambutan, langsung naik Primajasa sampai Serang, which is salah! Dalam keadaan hujan, tengah malam, waktu berusaha cari angkot untuk kami sewa, ternyata angkot ngga ada yang tau dimana Dermaga Karang Antu, tempat kita harus nyebrang. Kacau dunia persilatan, kalo gini. Setelah nanyain beberapa angkot, akhirnya ada yang setuju dengan harga Rp.115.000. Padahal waktu browsing ngga sampe segitu kalo sewa angkot. Tapi ya sudah lah ya...

Sekitar pukul 3 dini hari kami sampai ke dermaga Karang Antu itu, dengan jalan yang lumayan rusak dan pake segala nyasar. Kami semua nunggu di tempat pelelangan ikan, sampai kapal sewaan kami datang. Niatnya mau nyembrang jam itu juga, tapi ternyata katanya kapal baru bisa sampe jam 5 subuh. Masih gelap, hujan gerimis membasahi kami, plus angin yang luar biasa menusuk tulang. Lebayyy... Lama penyebrangan kurang lebih 3 jam. Di tengah perjalanan hujan semakin deras dan angin semakin kencang. Tau dong rasanya naik kapal nelayan yang terombang ambing, Kapal miring kapteeennnn!! Dan ya, tepat! Kami terombang ambing tanpa kapal bisa jalan lagi. Kabut terlalu tebal dan menutup jarak pandang sang kapten. Akhirnya mau tidak mau kami harus berhenti di salah satu pulau, namanya Pulau Lima. Di pulau ini ternyata biasa dipakai untuk tempat stay kalo lagi mau diving. Pulaunya kecil, beralaskan pasir kasar dan kerang-kerang. Setelah berhenti sekitar satu jam, kami melanjutkan perjalanan. Waktu nyebrang yang sebelumnya diperkirakan hanya 3 jam, jadilah 5 jam. Kami sampai Pulau Tunda jam 10.
all crew
Benar seperti yang dikatakan orang-orang di blog mereka, bahwa pulau ini masih sepi. Jadi memang pulau ini belum menjadi destinasi wisata seperti pulau-pulau yang ada di Kepulauan Seribu. FYI, dari pulau ini ke Pulau Tidung ternyata dekat! ngga sampe 2 jam, wew. Uniknya di pulau ini, sesampainya kita disana, langsung segerombolan kambing menyambut kami. Ya, di pulau ini banyak banget kambingnya. Satu lagi, sama seperti kebanyakan pulau kecil di Indonesia, listrik baru nyala setelah jam 6 sore sampai jam 6 besok paginya. Dan satu lagi, sinyal di pulau ini cuma ada di dermaga, jadi kalau udah masuk ke dalem-dalem perumahannya, smua gatget ngga akan ada gunanya selain untuk foto-foto atau game offline. hihihi.
Narsis mah tetep
Hari pertama kami habiskan dengan snorkeling. Dan betapa kagetnya kami, yang ngantar kami snorkeling buanyak! biasanya hanya 1 atau 2 orang, ini sampai ada 5!! Sadaaapp... Hari pertama snorkeling, kami menyambangi 3 spot. dari ketiganya, hanya spot terakhir yang paling mending. Yes, MENDING, sisanya karang-karang mati dengan ikan-ikan kecil. Penonton kecewaaaaa.....
Setelah selesai snorkeling, malam harinya kami gagal menikmati ikana bakar dan segala teman-temannya, karena katanya ikan lagi ngga ada. Udahlah kami nongkrong di dermaga sambil nyanyi-nyanyi bareng pemuda-pemuda desa yang nganter kami snorkeling. Ternyata, mereka kebanyakan bekerja atau kuliah di Jakarta, kalau weekend barulah mereka pulang. Interesting!

Biasa banget kan under waternya...

Kalo dari atas sih oke punya lah


Day 2. Sama aja, tetep dengan snorkeling. Dan... ngga jauh kecewanya, cuma masuk kategori mending! Overall, bagi saya Pulau Tunda ngga segitu bagusnya, well yaaahh masih oke Kepulauan Seribu sih.

Rekapan biaya, tiap orang habis sekitar IDR 300k, include alat snorkeling, homestay, makan, angkot dan kapal. Untuk sewa angkot yang sebenarnya adalah hanya 80k, jadi kami malam itu ditipu. Untuk contact person ada Firman (anak pulau tunda asli) 08577 5994928

But, every trip has its own challenge and beauty. I will never know being in the middle of wavy ocean if I didn't go to this island....