Thursday, February 28, 2013

Senangnya Belajar Bahasa Isyarat

Apa yang terbesit dikepala kalian kalau mendengar "bahasa isyarat"? unik? keren? rahasia? That's what I thought, ketika dengar kata itu. Entah kenapa saya pengen banget bisa bahasa isyarat, kayanya unik gitu. Dari mulai SD sampe sekarang udah bentar lagi lulus kuliah (Amiiiin, semoga nggak tertunda) saya selalu tertarik untuk pelajarin bahasa isyarat. Kalo dulu waktu SD saya mulai-mulai menghafal alfabetnya aja, karna itu aja info yang di dapet waktu itu. Lumayan, dulu ngomong rahasia sama temen dari jarak jauh pake alfabet tangan, hihiih. Termasuk waktu bagi jawaban ujian yang pilihan ganda (yang ini jangan di tiru... hehehe). Kira-kira dulu alfabet yang dihafalin kaya gini.

Ini alfabet jari yang dipake di Amerika, Indonesia juga

Ada beberapa huruf yang beda-beda sih, yah namanya juga anak SD suka mengarang bebas dan sok tau, hehhe. Ke-exited-an saya kembali memuncak akan bahasa isyarat ketika dulu muncul sinetron "Pelangi di Matamu" (jadul deh pokoknya), pemeran utamanya Mona Ratuliu, mungkin kalian masih inget? Ohya, ternyata usut punya usust, katanya sinetron itu saduran drama Jepang lho, judulnya Hoshi no Kinka. Well, biarlah memang banyak kok tayangan di Indonesia yang saduran (bukan berarti saya setuju lho dengan saduran!). Balik lagi ke "Pelangi di Matamu", Mona Ratuliu yang jadi pemeran utama di sinetron itu jadi tokoh tunarungu yang kalo berbicara pake bahasa isyarat, alhasil saya tau beberapa kata bahasa isyarat dari situ, dikit banget sih kaya cuma kata 'di', 'pelangi' apalagi ya? lupa. hehehe.

Ini beberapa scene di Glee
Dari SD ke SMP SMA karna ngga ada pengetahuan tambahan lagi, ngga bertambah lagi deh kosakatanya. Sampe tiba waktu kuliah ada tv series luar judulnya "Glee" yang ceritanya tentang paduan suara sekolah gitu. suatu saat ceritanya paduansuara mereka kedatangan tamu dari paduan suara SLB, disitu mereka nyanyi lagu Imagine-John Lennon pake bahasa isyarat. Udah itu lewat beberapa lama, saya iseng buka-buka youtube, eh inget lagu Imagine itu, ternyata pas di ketik keywordnya muncul banyak video Imagine yang di interpretasiin pake bahasa isyarat sama orang-orang Ameriak. Judul videonya, mereka biasanya nulis ASL. Setelah kepo-kepo, ternyata ASL dijudulnya itu kepanjangan dari American Sign Language, bahasa iyaratnya orang Amerika lah gitu maksudnya. Dari situ, langsung dong cari-cari lagu lain yang pake bahasa isyarat, ternyata tinggal ketil judul lagu di tambah tulisan ASL dibelakangnya, bakalan buanyak banget video yang muncul dengan bahasa isyarat. Lalu saya nyangkut di video yang berjudul "Adele-Someone Like You ASL PSE" video itu isinya lagu Adele yang lagi ngetren (siapa yang nggak tau someone like younya Adele coba?) sampe saya download ini video supaya bisa dipelajari isyaratnya dan alhasil saya bisa interpretasiin lagu Someone Like Younya Adele. Nggak cuma video itu, saya juga cari-cari lagu lain dan kalo cocok dan nggak terlalu sulit, saya download. Intinya nggak sulit nyari video-video yang ngajarin ASL di youtube. Nggak cuma lagu ya, tutorial dan belajar perkata juga bisa di temuin. Heran nggak sih kok bisa banyak kaya gitu? Udah gitu yang lebih mengherankan, yang bikin video itu banyak yang normal (NB: bahasa isyarat biasanya digunain buat orang disable atau diffable). Ternyata di sana itu bahasa isyarat udah umum dipelajari sama orang-orang normal, sumapa mereka bisa berkomunikasi dengan teman-teman diffable, malah menurut salah satu video dokumenter, orang-orang sana tertarik untuk berteman dan berinteraksi sama teman-teman diffable (ini baru harus bilang wow!). Jadi ada kelas-kelas untuk pelajarin ASL disana, bisa diikutin siapa aja. Malah mereka berlomba-lomba untuk belajar bahasa isyarat.

Poster film "Tanpa Kata" (promo dikit :p)
Well, bagaimana dengan di Indonesia, negara yang kita cintai? Banyak ngga sih yang belajar bahasa isyarat (bagi yang berkebutuhan khusus atau yang ngga)? Nyatanya, disini sedikit banget yang pelajarin bahasa isyarat. Malah ada SLB yang tidak menggunakan bahasa isyarat dalam proses belajarnya, dengan tujuan biar anak-anak disekolah itu berlatih untuk mengeluarkan suara, tapi ada juga yang kebalikannya, anak-anak malah selalu menggunakan bahasa isyarat tapi ngga menegeluarkan suara. Well, kalo menurut saya sih lebih baik keduanya, jadi kalo yang memang benar-benar tidak bisa mengeluarkan suara mereka bisa isyarat. Pencarian sepurat bahasa isyarat di Indonesia dimulai dengan cari di youtube dan pake keyword bahawa isyarat dan hasilnya...... Sedikit baget! dan nggak langsung ketemu. Sekalinya ketemu dan saya buka, ternyata itu video orang Malaysia, berhubung mukanya serupa ya, jadi saya ngga tau, lagi pula lagu yang di pake juga lagu-lagu Indonesia, tapi pas baca komen-komennya baru deh tau. Tapi akhirnya saya nemuin juga video yang pake isyarat Indonesia judulnya "Alamat Palsu SIBI Ayu Laksmi Ting-Ting" hehe sesuai judulnya, lagu yang diinterpretasiin lagu Alamat Palsu, tapi menarik lho. Karna ngebet pengen belajar, saya langsung menghubungi teman SMA dulu yang kuliah dengan jurusan Pendididkan Luar Biasa, kali-kali aja mereka belajar. Pertama saya nanya soal kamus dulu, kali aja ada, bisa saya beli dan pelajari sendiri, ngga taunya kamusnya itu pesen ngga dijual bebas di toko-toko gitu. Hmmm.... tapi saya pantang menyerah, saya suka sms nanya-nanya ketemen tentang beberapa kata, ternyata bahasa Isyarat di Indonesia itu punya sebutan SIBI (kaya di judul Alamat Palsu itu) kepanjangannya Sistem Isyarat Bahasa Indonesia, dan agak ribet katanya, jadi imbuhan segala itu di pake. Misalnya mau bilang 'mencintai' berarti ada 3 gerakan men-cinta-i, gitu. Oh ya, hasil dari nanya-nanya temen saya bikin film pendek yang judulnya "Tanpa Kata" buat tugas kuliah. Ada bahasa isyaratnya tapi dikit banget itu pun di akhir, soalnya waktu itu cuma tau segitu aja, heheheh. Tapi ngga ada salahnya di tonton lho. Pencarian terus berlanjut, cari di google dan youtube, eeeehhh emang ya kata pepatah 'Banyak Jalan Menuju Roma' saya jadi tau ada yang namanya Bisindo kepanjangan Bahasa Isyarat Indonesia, dia agak berbeda dengan SIBI, kalo menurut orang-orang yang belajar isyarat termasuk Rachmita Harahap salah satu wanita tuna rungu yang sukses dan bisa jadi Dosen di salah satu perguruan tinggi swasta, menurut mereka Bisindo itu lebih mudah karena gerakan yang dilakukan udah familiar misalnya isyarat 'ibu' yaitu mengepalkan tangan dan diletakan dibelakang kepala (kaya konde), kan ibu-ibu aja yang pake konde. Alfabet Bisindo juga beda sama alfabet SIBI, kalo SIBI itu yang kaya di atas, kalo Bisindo kira-kira kaya gini deh.



Di Solo ada namanya Gerkatin, saya juga lupa apa kepanjangannya, googling juga pasti nemu. Jadi disana Bisindo lagi digeber banget di masyarakat untuk dipelajari, sampe-sampe pak Joko Widodo mantan pemimpin sana aja dateng. Oh ya, di UI Depok, ada kelas untuk belajar bahasa isyarat lho, peminatnya juga banyak, cuma since I'm not a part of yellow jacket jadi kayanya ngga bisa join. Selain itu saya juga nemuin Deaf Art Community yang ada di Jogja, mereka komunitas tunarungu dan orang biasa yang mau berbagi dan belajar bersama, hebat lho, temen-temen diffable disana bisa dance mengikuti musik, pernah muncul juga di acara Hitam-Putih Trans 7. Ini salah satu karta mereka Kisah Anak Tuli Deaf Child Story, deaf art community mereka kreativ-kreativ lho.


Then, setelah muter-muter cari dari satu situs ke situ lain, saya nemu ada yang menyebutkan soal i-chat apaan tuh ya? Setelah dibuka..... Hooraaayyyyy....... itu situs untuk belajar bahasa isyarat Indonesia, SIBI dan ada juga Bisindo tapi tidak sebanyak SIBI. Over exited dong, langsung bikin akun (gretttooonngg alias gratis) dan coba-coba semua yang ada, modelnya kamus perkata gitu. Langsung aja saya mau aplikasiin ke lagu, pertama saya tertarik sama lagu "Sempurna" maksudnya buat temen-temen diffable biar merasa sempurna. Eh... jalan semakin terbuka, nemu lagi video berjudul Sempurna - Cover by Chairunnisa Versi Bahasa Isyarat akhirnya saya mutusin untuk bikin juga, memang sih ada beberapa kata yang beda. Langsung tanpa ragu saya post di youtube judulnya Sempurna - Gita Gutawa (Isyarat), selang beberapa minggu saya produksi lagi judulnya Butiran Debu - Terry Version (Isyarat) kali ini tampilannya berbeda, biar lebih menarik, kece lah pokoknya. Niatnya sih saya produksi video-video itu biar orang-orang tertarik sama bahasa isyarat dan bahasa isyarat ini semakin populer di Indonesia, jadi komunikasi kita semua bisa semakin dijembatani.... Next, bakalan ada lagi video yang saya bikin. hehehhe Tapi yang dua tadi jangan lupa ditengok lho ya...


Thankyou for reading my post... see you in the next post... :)

Tuesday, February 26, 2013

Ambon I'm in Love



Hello, sudah lama banget ngga buka-buka blog. Sekarang tertarik lagi untuk nulis disini. Well, sekaranng buat yang hobby travelling, kayanya cocok untuk paca postingan saya yang ini. hehehe. Yes yes yes, destinasi yang saya kunjungi adalah Ambon! Kenapa Ambon? First, karena saya ada darah Ambon dan pantai-pantai di Ambon itu..... Ueedaannn!!! Jadi interested banget plesir ke Ambon.
Pertama-tama kita bahas mulai dari transportasi. Saya dan keluarga berangkat dari Jakarta pake pesawat Lion Air langsung cuss nyampe Ambon ngga pake transit. Harga tiket kok agak lupa ya... :p tapi kalo ngga salah sekitar 2.5 juta PP. Tapi pulangnya pake transit dulu di Surabaya. FYI, itu pesennya dadakan jadi mahal, sepupu ku yang pesen dari beberapa bulan sebelumnya dapet tiket skitar 1.5 juta, so harus pesen dari jauh-jauh hari plus juga promo. Alternatif lain untuk menuju Ambon itu naik kapal laut, lebih murah memang, cuma..... 3 hari perjalanan kita terapung-apung di air. Tapi sebenernya menarik juga, kapan-kapan harus dicoba sensasi 3 hari di laut. Harga naik kapal laut sekitar 500 ribu sekali jalan. setelah menempuh perjalanan sekitar 4-5 jam sampailah di Bandara Pattimura Ambon...!!! (yeeaaahhh....) tepat jam 7.00 WIT, beda waktu 2 jam dengan Jakarta. Dan disana kami semua udah di tunggu sama bung Sai dan bung Gofur, mereka yang bakal nganter kita jalan-jalan selama di Ambon dan mereka juga masih terhitung sodara. Kalo ditelusuri mereka berdua itu adalah sepupu kita.



view dari beranda. bonus foto saya :p
Next, kita langsung menuju penginapan. Kami semua tinggal di hotel, kenapa ngga di rumah sodara? Soalnya melihat jumlah kami yang cukup besar ada 10 orang, jadi ngga memungkinkan untuk tinggal dirumah nenek yang ada di sana. So kita semua nginep di Hotel Aston Natsepa. Hotel Aston Natsepa ini persis ada di pinggir pantai Natsepa, tapi lokasinya bukan di kota, butuh waktu sekitar 1-1 stengah jam dari kota untuk menuju hotel ini dari kota. Well, that doesn't matter, toh kita bukan mau cari suasana kotanya kan? Cost untuk hotel ini 700 rb semalam untuk double bed, include breakfast. Worth it kok, hotelnya besar,  kamarnya bagus, pemandangan kece, ada kolam renang, keren lah pokoknya. Liat aja tuh pemandangan dari beranda, awesome!!

Keluarga Ambon
Setelah beres-beres dan istirahat sebentar, kita langsung menuju destinasi pertama kita. Rumah nenek! walaupun enenknya udah ngga ada, tapi disana masih banyak sodara-sodara yang tinggal. Rumah nenek ada di Tenga-Tenga, perjalanan dari Aston sekitar 45 menit naik mobil dan ga pake macet!! woohooo biasa liat macet di Jakarta, disini  mah ngga ada macet. Oh iya, disini ada juga angkot tapi agak jarang. Di kawasan Tenga-Tenga ini disebut dengan Negri Tenga-Tenga, yang mimpin disebutnya Raja, keren ya. Terus, dirumah nenek saya depan rumahnya itu langsung pantai lagi, asik bener kan, bisa main-main perahu disitu. dan disana, kita disuguhin makan serba ikan!! beta pecinta ikan, bung! mulai dari ikannya yang kecil, sedeng, sampe lebar bener. Selain ikan, kami semua juga dibikinin papeda dan colo-colo. apaam tuh? Hahahha papeda itu makanan khas ambon, terbuat dari sagu, rupanya kaya lem gitu deh, makannya pake kuah ikan, ajiiiibbbb. Kalo colo-colo, bentuknya itu kaya acar, rasanya seger.... wajib coba ya! Ikan di Ambon itu rasanya beda lho sama di Jakarta, rasanya manis...

Dari Negri Tenga-Tenga, kami smua lanjut ke Pantai Natsepa, sebelah hotel ahhaha. Airnya memang ngga terlalu biru, tapi cukup indah dan pantai ini udah lumayan terkenal. Di Natsepa ada ciri khasnya, yaitu rujak Natsepa. Yang beda, asem yang dipake itu beda sama rujak disini, bentuknya bulet kaya ceri, terus ulekan kacangnya juga kasar pokoknya uenak! Terus ada juga yang jual sagu bakar keliling, itu juga enak, ditengahnya pake gula merah. Penting! Rujak Nastsepa itu bikin nagih! rasanya.... ampun deh kebayang terus, coba bikin dirumah juga ngga bisa (T.T) tandanya harus pulang lagi kesana :p

Birunya Pantai Liang takkan terlupa
madep belakang biar ga narsis
The next day, kita menuju Pantai Liang (ooohhh yeeeeaaahhh...) pantai ini yang udah ditunggu-tunggu. Siapa pun yang liat foto saya di pantai ini, ngileeerrr.... Bayangin aja ya, pantainya biru muda, ke tengahan dikit warnanya biru laut, gradasi warna yang ciamik lah pokoknya! Terus, untuk snorkeling, ga perlu sampe ke tengah-tengah laut, kecipak-kecipuk pinggir pantai aja udah bisa liat ikan-ikan sliweran, widiiiihhh mantep tep tep deh! Mana dipinggirnya banyak pohon rindang, sejuuukkkk sekali. Dan yang terpenting, belum rame se rame pantai-pantai anyer, Bali dan kawan-kawannya. Widiihh, pokoknya ngga rebutan deh. Disana juga bisa naik banana boat, seru banget kan banana boat di lautan biru... Tapi sayangya, dipantai ini belum ada penyewaan alat snorkeling, jadi harus punya sendiri. Untung aja waktu itu bawa sendiri, walaupun ganti-gantian juga yang penting bisa menikmati bawah lautnya... heheheh. Bagi yang muslim, jangan khawatir, dipantai ini ada mushola yang bersih buat solat, jadi ngga perlu pusing-pusing kalo mau ibadah. Ohya, di pantai ini kalo mau bilas, harus beli air 1 derigennya dibandrol 3000 rupiah aja, soalnya air disana keruh jadi ngga bisa untuk bilas.

Setelah puas berenang-renang ria, kita lanjutin perjalanan ke pusat kota Ambon, disana ada Gong Perdamaian. Gong itu tanda perdamaian untuk segala perbedaan yang ada. kalo kota nya sih jangan tanya, udah rame. Lanjut dari sana, kita belanja oleh-oleh ngga boleh ketinggalan dong itu. Ya... yang biasanya di beli sih, kue-kue yang diolah dari kenari, sagu, kaos-kaos Ambon. Info nih ya, kue kenari itu enaakkk... hehehe.

Habis perjalanan kita deh... pulangnya kita dibingkisin sukun lho dari rumah nenek. Sukun itu khas deh kalo dari rumah nenek, sukun gorengnya enak, manis... Semanis perjalanan singkat saya di Ambon... Pasti balik lagi nanti....

Thank you for reading my post, see you in next post....