Wednesday, May 7, 2014

Strangers Went to Ujung Kulon

Uhu, yeah! Just like the title, 25 of us were strangers. 

Ngetrip ke tempat-tempat yang yang agak dalem, bukan tengah kota maksudnya, memang lebih baik dilakukan dengan jumlah orang yang banyak. Why? Irit! Yes, irit. Begitulah yang terjadi ketika saya memutuskan untuk trip ke Ujung Kulon. Saya cuma punya masa tiga orang termasuk saya, buat nyewa kapal aja udah maharani (re: mahal) masa ke Ujung Kulon aja cost nya bisa sejuta. Akhirnya seperti trip-trip saya sebelumnya, saya cari deh treat share cost ke Ujung Kulon, dan ya saya menemukannya dengan cost perorang 400.000 (ini terbilang mahal lho untuk share cost, hehehe)

Singkat cerita, pertemuan kami bermula di masjid yang ada di dalam terminal Kampung Rambutan sebagai meeting point sebelum berangkat. Dan salah satu hal yang saya bilang share cost ini cukup mahal adalah kami sewa bus pariwisata. Anyway, seteah kami ketemu dan udah ready di kursi masing-masing, tapi bus belum juga jalan. Usut punya usut masih ada satu traveler yang belum sampe. Pas jam menunjukkan pukul 21.30, masuknya seorang gadis berkerudung dan berkacamata, Aci namanya. Bus pun akhirnya jalan, di perjalanan kita habiskan waktu untuk perkenalan dan tidur. Ya iya lah, udah malem juga dan perjalanan memakan waktu sekitar 8 jam. FYI, kita sempet salah jalan beberapa kali, huhuhu.

Taraaaa..... sampe deh kita di Dermaga Sumur, untuk menuju Kepulauan Ujung Kulon itu, kami bisa melalui Dermaga Sumur atau Dermaga Tanjung Layar. Setelah sholat (tetep jadi yang utama) dan siap-siap, dari Dermaga Sumur tanpa membuang waktu dan energi kita langsung nyebrang menuju Pulau Peucang. Penyebrangan memakan waktu 3 jam dengan kapal nelayan. Yes, kapal nelayan kapasitas 30 orang yang itu juga kayanya maksa dimana kita dempet-dempetan. Bayangin aja, kita ber-25, kru kapal ada 3 terus ada sepasang suami istri yang nyelip di kapal yang udah kita sewa seharga 3 juta! (haha, pasutri itu juga bayar ke orang kapal per orang 500 ribu, mahal!!). Jangan bayangin kami ada di dalah ruangan tapi kita duduk di luar kebuka terus angin semilir-semilir, air nyiprat-nyiprat. But, that was awesome! 
Posisi penumpang bagian depan
Penumpang bagian tengah
Pulau Peucang. Pulau Peucanng ini adalah tempat yang kamu harus singgahi sebelum menjelajah Ujung Kulon dan sebelum meninggalkan Ujung Kulon. Ibarat kata, P. Pucang ini rumahnya pak RT, jadi kudu ijin. Di pulau ini ada beberapa penginapan yang bentuknya rumah panggung dari kayu gitu dan ditemani babi hutan dan monyet. But they well behaved. Di Ujung Kulon, tempat penginapan hanya ada di P. Peucang dan P. Hadeleum, dan kalau mau sewa dari jauh-jauh hari ya, karna jumlahnya terbatas dan banyak peminat. Balik lagi ke P.Peucang, di Peucang ini pemandangan lautnya keceeeeee banget! Macam di Pantai Liang, Maluku (cek ulasannya disini). Warnanya bergradasi dari biru turquoise jadi biru langit, that was nerve wracking! Well, tanpa berlama-lama di pulau ini, kami langsung bersiap diri untuk ber-snorkeling ria. 
Pantai Peucang
Narsis dikit
Teman-teman di Peucang
Sampe di spot snorkeling, langsung byurrrr.... Kami snorkeling di dua spot yang dua-duanya juga saya lupa namanya. Well, keindahan pantai di sini memang bisa diacungi jempol, tapi untuk bawah lautnya saya rasa kurang. Karna karang-karangnya banyakan yang mati jadi warnanya cokelat aja, ikannya juga sedikit banget dan airnya kurang bening, kaya banyak pasirnya gitu.

Puas main air (sebenernya sih GA PUAS!) kami balik lagi ke Peucang untuk bersih-bersih terus sholat (jangan lupa dijamak sholatnya) dan langsung cuss lagi ke pulau yang lagi-lagi saya lupa namanya (Tanjung Layar/Cidaon kalo ngga salah) untuk diriin tenda. Jadi kami itu ngga kebagian penginapan jadi harus bikin tenda sendiri. Di pulau ini memang masih hutan-hutan dan katanya ada banteng di dalemnya. Spot untuk diriin tenda juga ngga luas, total smuanya ada 7 tenda. dan itu kayanya juga udah pas. Tenda udah siap, agenda kami masih ada lagi, trekking! Kami trekking ke dalem hutan itu untuk cari sunset, trekking sekitar satu jam. Sebelum sampai di pantai ujung buat liat sunset, kami ketemu dulu sama menara mercusuar, hehe ngga ada orangnya juga sih. Saya bukan penikmat trekking jadi bagi saya agak membosankan. Tapi.... setelah sampai di tempat tujuan, sunsetnya..... You can see by yourselves
Sunset
Istirahat sejenak, menikmati ciptaan Allah SWT, narsis jangan lupa. Kami langsung balik lagi. Kalo tadi pas berangkat masih sore dan ada cahaya, ini kita balik jam 7 which is there's no light, itu sebabnya kita wajib bawa senter kalo mau kesana.

Sampai ke tenda unyu, kami langsung deh sholat magrib+isya dan masak-masak ria. Berhubung saya kurang bisa masak, jadi bantu logistik dan bantu doa aja, hehehe. Menu makan malam kami, khususnya tenda saya, karna masak-masak sesuai tenda masing-masing, adalah nasi pake sarden dan orek tempe. Nikmaaaattt banget rasanya makan malam itu. Laparnya ngga terkira, coba aja, kalau kalian perhatikan, dari awal sampai sini ngga ada tuh jadwal makan. hahaha It means kami cuma makan cemilan-cemilan yang dibawa dari Jakarta aja. hahaha
It's time to sleep. Malam menunjukkan pukul 22.00 waktunya bobo cantik, tapi yang perlu diingat, walaupun pake tenda, ini di laut ya bukan gunung jadi tetep aja puanaasss, gerah, sleeping bag juga ga kepake. hahah

Bangun tepat jam 04.00. Hoaaaammmm belum ada yang bangun! yasudah tunggu sampe jam 5 baru deh keluar tenda, paling awal tetep sholat dulu. Habis itu langsung masak-masak sarapan. Menu tenda saya kali ini adalah Indomie kornet dan bubur. Ajiiibbb.... Selesai masak, makan dan cuci-cuci, kami langsung beres-beres tenda dan barang-barang, narsis sebentar langsung deh cuss ke Hadeleum. Agenda kami pagi ini adalah canoing. Biaya canoing lumayan juga 50rb perorang, dalam satu cano ada 5 orang plus satu abang-abangnya. Rawa yang kita lewatin selama canoing ini, rupannya udah kaya Sungan Amazon! kalo kata abang kapal, rawa ini salah satu duplikan Amazon. Selama canoing, you should shut your mouth! dengerin ada suara-suara burung-burung dan hewan lainnya, menenangkan skali. Di hutan sebelah kanan dan kiri kita adalah habitat asli Badak bercula satu yang khas Indonesia itu, Jumlahnya udah berkurang, sekarang ini cuma ada sekitar 50an ekor.
Jalur bawah pohon
Rawa
Well, selepas canoing, habislah agenda kami, langsung nyebrang lagi ke Peucang untuk lapor dan langsung balik menuju Dermaga Sumur. Sampai Sumur itu sekitar jam 4, langsung deh mandi, sholat dan balik pake bus kami yang setia nunggu dari pertama dateng....

Kesimpulanya, Ujung Kulon ini oke untuk menikmati trekking, pemandangan laut, cipak-cipuk dipinggir pantau but big no for snorkeling.

Thank you for reading my post, see ya in the next post!! :)

No comments:

Post a Comment